Cari Blog Ini

Minggu, 21 November 2010

Tukang Perahu dan Perdana Menteri

Suatu hari, seorang kaisar tengah bersantai bersama perdana menterinya di atas perahu, sambil bermain catur dengan diiringi pemain biola dan para penari yang berparas cantik seperti dewi khayangan. Tiba-tiba ia mendengar suara benda jatuh ke dalam air.

“Hai ! Tukang perahu, coba kamu tengok suara apa itu gerangan ?” perintah raja kepada seorang laki-laki yang sejak tadi kerjanya hanya mendayung perahu.

“Baik, Tuan.”

Tidak lama kemudian kembali memberi laporan. “Itu suara orang tercebur ke danau, Tuan.”

“Yang kecebur laki-laki atau perempuan ?” Tanya kaisar.

Si tukang perahu kebingungan tidak bisa menjelaskan, karena ia belum memeriksa dengan jelas. “Baik Tuan, saya akan cek kembali.” Katanya sambil bergegas kembali ke tempat kejadian.

“Korbannya laki-laki, Tuan.” Jawab si tukang perahu kemudian.

“Laki-laki tua atau anak-anak ?” desak kaisar.

Kali ini pun si tukang perahu tidak bisa menerangkan, dan ketika ia hendak kembali lagi mencari informasi, kaisar mencegahnya.

“Cukup !” kata kaisar sambil memerintahkan perdana menteri untuk menggantikan tugasnya.

Dalam waktu singkat perdana menteri telah kembali dengan informasi yang lengkap dan detail tentang peristiwa tersebut. Maka raja memanggil kembali si tukang perahu.

“Tidak heran, jika kamu 10 tahun jadi tukang perahu, dan dibayar lebih murah dari seorang perdana menteri, karena untuk menjelaskan satu kejadian kecil saja kamu harus bolak-balik mencari jawaban,” jelas raja kepada si tukang perahu.

Kisah ini merupakan sebuah refleksi yang sangat berharga bagi kita semua, karena banyak kita temui dalam dunia kerja sehari-hari, di mana orang-orang yang yang hanya mengandalkan kerja keras seperti si tukang perahu, akan kalah bersaing dengan orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan cerdik seperti si perdana menteri.

Orang yang bekerja keras, biasanya lebih banyak mengandalkan otot dan kekuatan fisik. Sedangkan orang yang bekerja pintar, mereka selalu menggunakan perencanaan dan strategi. Memanfaatkan informasi dari berbagai sumber dan menggunakan jaringan atau alat bantu sebagai daya ungkit, serta selalu memberi nilai tambah dalam setiap pekerjaan yang dihasilkannya.

Jadi, apapun posisi Anda saat ini, entah sebagai seorang raja, seorang perdana menteri, atau hanya seorang tukang perahu, yang paling penting jangan menjadi seorang pekerja yang lugu dan hanya bekerja apa adanya. Jadilah seorang pekerja yang cerdas dan dapat diandalkan.

Siapa tahu, suatu hari nasib Anda berubah !

Tidak ada komentar: