Cari Blog Ini

Minggu, 10 Oktober 2010

Biasakan Diri Bersyukur

Suatu pagi, di dalam kelas terjadi percakapan serius antara seorang guru dengan murid-muridnya.
"Pak, mengapa kami harus pergi ke sekolah dan harus rajin belajar ?"
"Supaya kamu semua tidak menjadi orang bodoh."
"Mengapa kami tidak boleh menjadi orang bodoh ?"tanya seorang murid yang penasaran.
"Karena orang bodoh itu selalu kalah bersaing dengan orang pintar."
"Lalu kalau kami sudah menjadi orang pintar, apakah kami akan selalu menang dalam kehidupan ini?"
"Oh tidak ! Orang pintar masih bisa dikalahkan oleh orang licik."
"Kalau begitu, kami semua lebih baik menjadi orang liciksaja supaya bisa mengalahkan orang pintar."
"Jangan salah ! Orang licik akan takluk dengan orang beruntung. Maka kalian harus jadi orang yang beruntung." jelas sang guru.
"Tapi, bagaimana caranya agar kami semua bisa jadi orang yang beruntung ?" tanya para murid dengan serempak.
"Begini," kata sang guru. "Untuk menjadi orang yang beruntung, kalian harus menjadi orang yang rajin bersyukur, terutama terhadap hal-hal kecil yang kalian peroleh dalam hidup ini. Karena orang yang bisa mensyukuri hal-hal kecil, adalah orang yang paling banyak bersyukur dalam hidupnya. Dengan bersyukur, kalian menempatkan diri selarasdenagan alam dan semua ciptaanNya dengan penuh perhatian, kasih sayang, dan kegembiraan."
"Bersyukur," lanjut sang guru, "adalah ungkapan terima kasihdan tahu diri. Setiap orang yang menginginkan hidupnya dipenuhi sukacita dan keberuntungan, harus selalu merendahkan diri untuk berterima kasih kepada Tuhan atas segala penciptaanNya, kepada orang tua atas perawatannya, kepada guru atas bimbingannya dan kepada semua orang yg telah memengaruhi dan mengubah kehidupan kalian."
Dengan bersyukur, manusia mengembangkan benih-benih Ilahi yang ditanamkan dalam dirinya. Sebuah kekuatan yang bersemayam dalam kesadaran yang selalu mencari jalan keluar untuk diwujudkan secara penuh dalam kehidupan sehari-hari.
Selain membiasakan diri bersyukur, manusia juga dituntut untuk memiliki tujuan hidup yang positif atau dharma. Ada 3 komponen dharma, yaitu Pertama keberadaan manusia di dunia ini adalah untuk menemukan sang Diri Sejati, karena pada dasarnya manusia adalah mahkluk spiritual yang memiliki pengalaman kemanusiaan.
Bagian kedua mengenai bakat-bakat unik yang kita miliki, sedemikian uniknya sehingga tak seorangpun dalm dunia ini memiliki bakat seperti kita. Setiap orang kehadirannya di dunia ini bukan secara kebetulan ada alasan khusus yang harus kita temukan.
Komponen ketiga adalah pengabdian kemanusiaan atau melayani sesama dangan slalu betanya ke[ada diri sendiri : "Bagaimana saya bisa membantu semua orang yang selalu behubungan dengan saya ?
Dengan mengubah cara bertanya dari, "Apa yang akan saya terima ?" menjadi "Bagaimana saya bisa membantu?" secara otomatis, kita telah menghilangkan ego dan masuk ke dalalm ruang lingkup roh.
kekuatan hukum dharma yang ajaib akan selalu menjadi pohon pengabul bagi segala permohonan kita, menjadi pelindung dan sekaligus penyelamat hidup kita.

Tidak ada komentar: